Rabu, 05 Oktober 2011 2 komentar

Daftar Lokasi ATM Setor Tunai BCA Di Kota Makassar

Ini data-data yang penting mengenai dimana lokasi ATM untuk setoran tunai ke bank BCA. Ini juga penting bagi konsumen yang ingin menyetor uang tunai tanpa harus ke bank. Menurut saya, ini yang membuat bank BCA punya kelebihan tersendiri di mata saya. Ternyata di Makassar ini ada beberapa lokasi ATM setor tunai yang dapat anda datangi. Lokasinya lumayan tersebar. Berikut ini masing-masing alamat lengkapnya :

  1. Ujung Pandang Jln. Jend. A. Yani No 31 - Makassar – 90174
  2. Panakukkang Jln. Boulevard Jasper II No.36-37, Makassar
  3. Somba Opu Jln. Pasar Ikan 5-7 - Makassar – 90111
  4. Kawasan Industri Makassar (KIMA) Jln. Perintis Kemerdekaan Blok A No.1, Makassar
  5. Maricaya Jln. Veteran Selatan, Makassar
  6. Kota Parepare Jln. Makkasau No.34
  7. Veteran Ujung Pandang Jln. Veteran Utara 106 - Makassar – 90145
  8. Sungguminasa Jln. Sultan Hasanudin No. 167-169, Gowa Makassar
  9. Panakukkang 2 Jln. Boulevard Jasper II No.36-37, Makassar
  10. Ujung Pandang 2 Jln. Sulawesi 34 - Makassar – 90174

Mudah saja kalau hari lagi libur dan bank lagi tutup, tinggal ke atm setor tunai saja maka semua transaksi bisa beres.

READ MORE - Daftar Lokasi ATM Setor Tunai BCA Di Kota Makassar
Senin, 12 September 2011 0 komentar

Belajar Menangkap dan Membuat Silhouette

belajar silhouette Ini hasil “capture” silhouette dari seorang fotografer jalanan. Gambaran silhouette yang semoga saja layak untuk disejajarkan dengan barisan fotografer pemula. Menurut saya foto silhouettenya lumayan baik dan menonjolkan latar “background” yang lebih dominan dibanding objek yang dipotret, salah satu ciri khas foto silhouette.

Foto silhouette ini masih saya ambil di sisi sungai Jeneberang dengan latar gradasi sunset Losari yang baru saja menghilang. Mungkin jika sunset masih ada, gambaran silhouette nya akan lebih menarik, tetapi ini juga tidak kalah menariknya. Menurut saya “silhouette beginner” ini lumayan berhasil.

READ MORE - Belajar Menangkap dan Membuat Silhouette
0 komentar

Jeneberang Dalam Hitam dan Putih

hitam putih jeneberang Ini tampilan sungai Jeneberang disaat senja baru saja menghilang, bentuk panorama yang dapat anda temukan di sisi benteng Somba Opu Makassar.

Potret landscape yang coba saya tangkap dengan menggunakan kamera DSLR Nikon 3100, kamera profesional untuk para pemula yang menjadi alat pertama saya untuk merekam semua gambaran pemandangan secara lebih elegan. Ternyata sangat berbeda jika anda ingin menangkap gambaran pemandangan dengan menggunakan kamera saku dan kamera yang khusus dibuat untuk tujuan fotografi. Ada lebih banyak pengaturan yang dapat kita tentukan sebutlah seperti pengaturan shutter speed, aperture, ISO, dll. Dan hasil yang diperoleh lebih dekat dengan nilai seni, kerennya “art” nya lebih dominan.

Kalau anda penikmat fotografi dan anda berdomisili di Makassar, anda dapat menangkap foto seperti ini di area pinggiran sungai Jeneberang, dekat dengan Benteng Somba Opu. Ada banyak spot yang dapat anda telusuri dan jelajahi disepanjang sungai yang langsung menuju ke selat Makassar ini.

READ MORE - Jeneberang Dalam Hitam dan Putih
Selasa, 02 Agustus 2011 0 komentar

Bertemu Jeruk Bali Di Takalar

Jeruk Bali memang tidak harus dijumpai di daerah Bali, didaerah manapun ia bisa dijumpai menurut saya. Kali ini jeruk Bali saya jumpai di daerah Takalar. Orang-orang awam lebih sering menyebutnya jeruk bali, tapi saya lebih senang menyebutnya sebagai jeruk besar (terlepas dari cara penyebutan jeruk yang salah,jeruk ini juga biasa saya identikkan dengan jeruk Pangkep). Lalu apalagi jeruk Pangkep ini? Ini hanya istilah yang saya buat sendiri.

Saya lebih senang menyebutnya jeruk besar, karena ada jeruk kecil sebagai pembanding. Kalau jeruk Pangkep, saya menyebutnya demikian karena jeruk ini sangat banyak ditemukan di daerah Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Deretan penjual jeruk Pangkep sangat banyak ditemukan di daerah ini. Saya sudah hafal betul kalau Pangkep punya banyak jeruk jenis seperti ini, karena hampir setiap tahun minimal 4 kali saya melalui jalur ini dengan sepeda motor saya. Jadilah saya menyebutnya sebagai jeruk Pangkep.

IMG_0009

Lalu jeruk  Bali di Takalar? Ya, jeruk jenis ini juga terdapat di jalur trans Makassar-Takalar. Anda dapat menmukannya di sepanjang jalan di daerah kiri setelah lepas dari kota Takalar. Saya tak tahu nama daerahnya apa, karena touring ke daerah Takalar hingga Jeneponto sangat jarang saya lakukan. 

Ada yang mengatakan bahwa jeruk jenis  jeruk Bali ini diimpor dari Kabupaten Pangkep. Tetapi informasi ini juga tidak begitu jelas. Setahu saya, saya jarang melihat kebun jeruk seperti ini di daerah Takalar. Lain halnya jika kita bandingkan dengan daerah Pangkep. Di halaman rumah penduduk saja bisa kita temukan banyak pohon jeruk seperti ini, dengan pohon yang pendek dan buah yang kadang menjuntai hingga hampir menyentuh tanah, sangat sedap dipandang mata.

Setahu saya daerah takalar hanya terkenal dengan komoditas Jagungnya, (maaf jika kemudian saya salah, saya tidak begitu mengenal daerah ini) sampai-sampai ada kawasan di daerah Takalar, yang tidak jauh dari kota merupakan pusat jajanan Jagung, ada begitu banyak deretan penjual jagung rebus yang siap disinggahi. Kadang mereka melambai-lambaikan tangan mengajak pengunjung sekedar mampir sebentar ke kedai mereka untuk menikmati hidangan jagung rebus yang nikmat. Saya saja kalau lewat didaerah sini suka melempar pandangan untuk tidak menatap kearah kedai mereka, soalnya mereka akan serta merta memanggil anda untuk mampir. Bukan berarti sombong, atau tidak peduli tetapi saya punya kedai langganan tersendiri yang biasa saya singgahi. Di kedai itu menurut saya cukup bagus, disamping pelayannya yang “good looking” dan “wellcome”, jumlah  jagung dalam piring yang disaikan lebih banyak dibandingkan dengan kedai yang lain (bukan tak mau rugi, tapi yah seperti itulah manusia selalu ingin lebih).

Berbicara lebih jauh tentang jeruk jenis jeruk Bali ini, ia sebenarnya dapat menjadi ciri khas suatu daerah dan menjadi daya tarik orang-orang datang atau sekedar mampir untuk menikmati seperti apa rasa jeruk ini. Walaupun mungkin jeruk Bali ini sama rasanya dimanapun ia dikonsumsi, tetapi saya yakin akan berbeda rasa, suasana, tema, dan kesegarannya jika anda menikmatinya di Takalar. Saya bukanlah duta pariwisata daerah Takalar, tetapi saya  kadang berprinsip, rasa kuliner makanan bisa berbeda hanya karena perbedaan suasana, tema, dan lingkungan. Jika suasana mendukung, apapun rasa makanannya akan tetap terasa nikmat, tak peduli kulinernya murah ataupun mahal dari segi harga. Jadi rasa bukanlah segalanya, tetapi kombinasi suasana yang hangat  dan cita rasa nikmat bisa menjadi pelengkap dari kesempurnaan wisata kuliner anda.

READ MORE - Bertemu Jeruk Bali Di Takalar
Kamis, 02 Juni 2011 2 komentar

Mengambil Pelajaran dari Film Sang Pencerah; Islam, Indonesia dan Semangat Perubahan

sang pencerah “Ini fantastis”, itu komentar saya setelah menghabiskan waktu menonton film sang pencerah ini. Mengapa tidak saya katakan fantastis, penonton seolah-olah dibawa pada masa kegelapan tanah jawa, yaitu pada tahun 1890-an. Masa dimana tanah jawa masih dijajah oleh Belanda, dan pengaruh keraton serta dominasi priyayi masih mengakar kuat.

Saat itu Jawa, khususnya Jogjakarta masih bergulat dengan kepercayaan nenek moyang, dimana Islam seolah-olah diserap dan digabungkan dengan budaya setempat. Islam saat itu menjadi begitu identik dengan sesaji, upacara, dan seremonial adat yng kental. Singkatnya Islam dilebur menjadi sesuai dengan budaya. Namun, ini tidak sesuai dengan apa yang dikatakan seorang anak bernama Muhammad Darwis (KH. Ahmad Dahlan). Rasa keanehan seperti ini sudah hampir jarang kita temui. Kebanyakan dari kita lebih mudah menyerap apa yang sudah menjadi patron dari generasi kita sebelumnya. Semangat da keberanian untuk mendobrak aturan-aturan lama sangat minim. Namun KH. Ahmad Dahlan punya kekuatan untuk ini.

Berikut ini sinopsis Film Sang Pencerah :

Jogjakarta 1867 -1912:
Sepulang dari Mekah, Darwis muda (Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid’ah /sesat.

Melalui Langgar / Surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.

Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Seting film ini benar-benar seperti aslinya. Kita seolah dibawa ke masa dimana daratan Jawa masih sangat terbelakang. Walaupun pengaruh Islam sudah sangat terlihat pada masa itu namun pengaruh Belanda juga tak kalah kuatnya. Masyarakat saat itu benar-benar berada dalam bayang-bayang kemiskinan dan kebodohan. Dan KH. Ahmad Dahlan ingin mendobrak semua itu.

Menurut saya ini layak dikatakan film sejarah, bahkan mungkin layak dimasukkan ke badan arsip sejarah nasional. Kita seolah flash back ke belakang melihat bagaimana kondisi pulau Jawa, perkembangan Islam, masa kejayaan Keraton, dan pengaruh kuat kolonial Belanda. Semuanya satu dirangkai dengan rapi dalam film ini.

Anda dapat melihat trailer singkat film Sang Pencerah dibawah ini

Film yang hampir sempurna menurut saya, ada banyak intrik yang dimainkan, benar-benar menggugah, terdapat ajaran agama, semangat untuk perubahan, perhatian pada pendidikan dan kesehatan, serta isu nasionalisme Indonesia. Semua unsur ini ada di atas.

Menurut hemat saya, film ini yang seharusnya banyak diproduksi di Indonesia. Bukan film horror yang dibungkus pornoaksi, atau sebaliknya film pornoaksi yang dibungkus horror. Bukan pula film komedi yang dibumbui pornografi. Walaupun tidak mudah membuat film seperti ini, namun tema yang dibawa oleh film ini mungkin bisa diadopsi oleh film-film lain.

Ada begitu banyak kekaguman saya pada tokoh pendobrak ini, saya katakan KH. Ahmad Dahlan sebagai pendobrak, karena beliau benar2 berani dalam mengambil suatu tindakan yang betul-betul beresiko, namun semuanya disandarkan pada alasan yang berdasar, bukan pada alasan status, pujian, ataupuan kesombongan belaka. Kasus ini dapat anda lihat saat KH. Ahmad Dahlan mencoba mengoreksi Kiblat Masjid Gede Keraton Jogjakarta. Hal besar yang tidak banyak berani dilakukan oleh Kyai pada zaman itu. Walaupun ditolak, ia tetap tidak berubah, tidak bergeming, tetap pada prinsip bahwa kiblat harus mengarah ke Al Haram, bukan ke arah timur laut yang menuju benua Afrika.

Saran saya, sebaiknya anda menonton film ini. Ada begitu banyak pelajaran, prinsip, semangat, yang dapat ditiru. Terlepas dari film ini adalah mengenai kelahiran organisasi Islam bernama Muhammadiyah, ini adalah film mengenai Indonesia, Sejarah, dan Perkembangan Islam. Benar-benar melahirkan seorang Pencerah di zaman yang masih buram dengan paham tak jelas.

READ MORE - Mengambil Pelajaran dari Film Sang Pencerah; Islam, Indonesia dan Semangat Perubahan
 
;